Surabaya - Seorang perempuan menjadi korban amuk massa di Jalan Hang Tuah VIII, Semampir, Surabaya. Perempuan bertubuh cukup gemuk itu dituduh warga sebagai penculik anak. Untung polisi segera menyelamatkannya.
"Warga menuduh perempuan itu berusaha menculik anak salah seorang warga sehingga warga marah," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/3/2017).
Amuk massa, kata Ardian, berawal saat warga menyebar isu bahwa seorang perempuan asing berjaket hijau sedang menuntun anak kecil yang merupakan anak salah seorang warga. Setelah ditemukan, perempuan itu digelandang. Warga sempat memukulinya.
"Ada kalau sekitar 500 warga yang berkerumun," kata Ardian.
Mendengar keramaian itu, polisi datang ke lokasi. Perempuan itu segera diamankan dari massa yang hendak menghajarnya. Polisi membawa perempuan yang berusia sekitar 40 tahunan itu ke sebuah toilet milik warga dan memasukkannya ke dalamnya. Hal itu dilakukan agar tak ada yang menganiaya perempuan itu sembari menunggu mobil patroli datang ke lokasi.
Sekitar 30 menit kemudian, mobil patroli datang dan segera membawa perempuan itu ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan bahwa tuduhan warga itu tidak benar. Perempuan yang dituduh telah menculik anak itu ternyata seorang pengemis.
"Setelah bertanya ke para saksi, tidak benar kalau perempuan itu menuntun anak kecil. Saksi hanya melihat perempuan itu hanya mengelus-elus kepala anak kecil yang memberinya uang. Tak ada warga yang berani dimintai keterangan ke kantor (polisi) kalau dia menyaksikan perempuan itu sedang menuntun anak," lanjut Ardian.
Ardian menduga warga hanya salah paham saja. Warga termakan banyak berita melalui media sosial (medsos) tentang penculikan anak yang belum tentu dipastikan kebenarannya. Tuduhan tidak benar pun tercipta sehingga secara membabi buta warga pun menelan informasi itu mentah-mentah.
Ardian mengatakan bahwa perempuan itu tidak membawa identitas. Berdasarkan keterangan lisannya, dia mengaku bernama Indah Permata Sari dan pernah tinggal di sekitar kawasan Bungurasih, Sidoarjo. Polisi yang mengecek ke lokasi menemukan bahwa ada warga yang pernah melihat perempuan itu di kawasan tersebut.
"Perempuan itu ngemper, tidur-tiduran di emperan toko di Bungurasih," kata Ardian.
Meski sudah menyebutkan nama, namun polisi tak percaya begitu saja dengan pengakuan perempuan itu. Karena setiap ditanya, jawaban yang diberikan terkesan asal jawab saja dan sering tidak masuk akal.
"Kami masih berusaha mencari tahu tentang perempuan ini. Untuk sementara kami akan berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penampungannya. Yang pasti, perempuan ini bukan pelaku penculikan, apalagi bawa-bawa karung. Tidak ada yang melihat perempuan itu bawa karung" tandas Ardian.
"Warga menuduh perempuan itu berusaha menculik anak salah seorang warga sehingga warga marah," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Ardian Satrio Utomo saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/3/2017).
Amuk massa, kata Ardian, berawal saat warga menyebar isu bahwa seorang perempuan asing berjaket hijau sedang menuntun anak kecil yang merupakan anak salah seorang warga. Setelah ditemukan, perempuan itu digelandang. Warga sempat memukulinya.
"Ada kalau sekitar 500 warga yang berkerumun," kata Ardian.
Kerumunan orang di lokasi |
Mendengar keramaian itu, polisi datang ke lokasi. Perempuan itu segera diamankan dari massa yang hendak menghajarnya. Polisi membawa perempuan yang berusia sekitar 40 tahunan itu ke sebuah toilet milik warga dan memasukkannya ke dalamnya. Hal itu dilakukan agar tak ada yang menganiaya perempuan itu sembari menunggu mobil patroli datang ke lokasi.
Perempuan ini disangka penculik anak |
Sekitar 30 menit kemudian, mobil patroli datang dan segera membawa perempuan itu ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Polisi yang melakukan penyelidikan menemukan bahwa tuduhan warga itu tidak benar. Perempuan yang dituduh telah menculik anak itu ternyata seorang pengemis.
"Setelah bertanya ke para saksi, tidak benar kalau perempuan itu menuntun anak kecil. Saksi hanya melihat perempuan itu hanya mengelus-elus kepala anak kecil yang memberinya uang. Tak ada warga yang berani dimintai keterangan ke kantor (polisi) kalau dia menyaksikan perempuan itu sedang menuntun anak," lanjut Ardian.
Perempuan yang diduga penculik anak |
Ardian menduga warga hanya salah paham saja. Warga termakan banyak berita melalui media sosial (medsos) tentang penculikan anak yang belum tentu dipastikan kebenarannya. Tuduhan tidak benar pun tercipta sehingga secara membabi buta warga pun menelan informasi itu mentah-mentah.
Ardian mengatakan bahwa perempuan itu tidak membawa identitas. Berdasarkan keterangan lisannya, dia mengaku bernama Indah Permata Sari dan pernah tinggal di sekitar kawasan Bungurasih, Sidoarjo. Polisi yang mengecek ke lokasi menemukan bahwa ada warga yang pernah melihat perempuan itu di kawasan tersebut.
"Perempuan itu ngemper, tidur-tiduran di emperan toko di Bungurasih," kata Ardian.
Meski sudah menyebutkan nama, namun polisi tak percaya begitu saja dengan pengakuan perempuan itu. Karena setiap ditanya, jawaban yang diberikan terkesan asal jawab saja dan sering tidak masuk akal.
"Kami masih berusaha mencari tahu tentang perempuan ini. Untuk sementara kami akan berkoordinasi dengan dinas sosial untuk penampungannya. Yang pasti, perempuan ini bukan pelaku penculikan, apalagi bawa-bawa karung. Tidak ada yang melihat perempuan itu bawa karung" tandas Ardian.
Comments
Post a Comment